Selamat Datang di Website Resmi PT. Jasa Lingkungan Indonesia Hubungi Kami
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:



  1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
  2. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup.
  3. Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
  4. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.
  5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal. Adapun jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada di atas tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini dan dapat di uduh di bawah ini. 

Untuk menentukan rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud diatas , pemrakarsa melakukan penapisan sesuai dengan tata cara penapisan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini yang dapat anda unduh (download) di website ini. 

Terhadap hasil penapisan sebagaimana dimaksud diatas, instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi, atau kabupaten/kota menelaah dan menentukan wajib tidaknya rencana Usaha dan/atau Kegiatan memiliki Amdal.



Perusahaan Kami Telah terbukti berpengalaman dalam mendapatkan izin lingkungan, menyusun UKL-UPL, AMDAL dan jenis Dokumen lingkungan lainnya jika Anda ingin menjadi rekanan kami maka HUBUNGI KAMI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan saat ini masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk melestarikan lingkungan.

"Disamping sejumlah raihan yang telah kita capai, masih banyak yang perlu dilakukan," kata Presiden Yudhoyono pada Pertemuan Puncak Kehutanan Asia di Jakarta, Senin (5/5/2014) sebagaimana dirilis laman Antara News.Com.

Ia mengatakan hutan dan lahan gambut di Asia Tenggara terus berkurang. Kebakaran hutan masih sering terjadi di Provinsi Riau meski upaya pencegahan sudah terus dilakukan.

Menurut Presiden, pelestarian lingkungan menjadi bagian penting dalam strategi kebijakan pembangunan empat jalur di Indonesia, yang juga mencakup pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

Sejumlah kebijakan telah dilaksanakan guna mengurangi degarasi dan perusakan hutan serta emisi karbon.

Presiden Yudhoyono menandatangani moratorium dalam penggunaan lahan hutan pada 2011 untuk melindungi 63 juta hektare hutan dan lahan gambut hingga 2013 dan telah diperpanjang hingga 2015.

Penerapan kebijakan tersebut telah mampu menurunkan deforestasi dari dua juta hektare per tahun menjadi sekitar 400-650 ribu hektare per tahun.

Selain itu, Pemerintah juga mendorong penghutanan kembali melalui program penanaman pohon yang hingga kini telah mencapai empat miliar pohon.

Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon 26 persen sampai tahun 2020.

"Kita mengendalikan untuk mengurangi setara 211 juta ton C02 pertahun dari bisnis biasanya," kata Presiden.

Presiden juga menegaskan bahwa pelestarian juga harus menempatkan masyarakat sekitar sebagai pemangku kepentingan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan harus menjadi perhatian dalam pelestarian alam.

Tingkat pemanasan global di seluruh dunia berbeda

Sementara itu,  sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Florida State University menunjukkan sekalipun dunia semakin memanas namun ini tidak terjadi pada semua wilayah pada tingkat yang sama karena ada beberapa wilayah yang justru mengalami pendinginan.

Hasil ini didapat setelah tim peneliti melihat tampilan rinci permukaan tanah seluruh dunia selama 100 tahun terakhir. Tampilan ini menggambarkan secara tepat kapan dan pada wilayah dunia mana mulai terjadi pemasanan dan pendinginan.

Informasi terbaru ini membuat para ilmuwan terkejut.

"Pemanasan global tidak seperti yang dipahami seperti yang kita pikir, " kata Asisten profesor metereologi FSU sekaligus ketua peneliti, Zhaohua Wu, seperti dilansir Science Daily.

Dalam penelitian ini Wu bekerjasama dengan sejumlah peneliti lain seperti, Fei Ji seorang mahasiswa doktoral di FSU's Center for Ocean-Atmospheric Prediction Studies (COAPS); Direktur  COAPS Eric Chassignet ; dan  Dekan the College of Atmospheric Sciences di Lanzhou University, China.Jianping Huang,

Mereka menggunakan metode analisis baru yang dikembangkan sendiri untuk meneliti kecenderungan suhu permukaan tanah dari tahun 1900 dan seterusnya di seluruh dunia, kecuali Antartika.

Berdasarkan hasil penelitian terbaru, tim peneliti menemukan wilayah yang pertama kali mengalami pemanasan adalah sekitar daerah mengelilingi Kutub Utara dan daerah subtropis di kedua belahan kutub.

Namun, akumulasi pemanasan terbesar sampai saat ini adalah di mid latitudes utara. Namun para peneliti juga menemukan, pada beberapa daerah di dunia, pendinginan telah benar-benar terjadi.

"Pemanasan global tidak seragam. Ada daerah-daerah yang telah mendingin dan daerah-daerah yang telah menghangat, " kata Chassignet.

Sebagai contoh, dari sekitar 1910-1980, saat seluruh dunia sedang mengalami pemanasan, beberapa daerah selatan khatulistiwa - dekat Andes - benar-benar mengalami pendinginan. Kondisi ini tidak mengalami perubahan sampai pertengahan 1990-an.

Daerah lain di dekat dan bagian selatan khatulistiwa, sama sekali tidak melihat perubahan signifikan dibandingkan dengan seluruh dunia.

Menurut Wu, gambaran rinci tentang kapan dan bagian dunia mana yang telah mengalami pemanasan atau pendinginan akan memberikan konteks yang lebih besar untuk penelitian pemanasan global secara keseluruhan.(Ant/Gs).
Masalah lingkungan sudah menjadi permasalahan yang nampaknya tak pernah usai. Isu lingkungan sudah menjadi isu global. Isu pencemaran air limbah dan sampah, kurangnya air bersih, banjir, kekeringan dan penyakit semakin di dengar dan saksikan dampaknya. Tetapi upaya perbaikan seringkali kalah cepat dengan dampak yang terjadi. BahkanDSC_0305 kerugian ekonomi akibat air bersih dan sanitasi yang belum memadai (2,2% PDB), lebih besar dari kerugian akibat pencemaran udara (1,3%PDB) dan kerusakan lahan (0,13%PDB).

Foto: Pengukuhan Profesor Riset R.Pamekas untuk bidang tekonologi dan manajemen lingkungan
Demikian, pernyataan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam pidato Orasi Pengukuhan Profesor Riset R.Pamekas untuk bidang tekonologi dan manajemen lingkungan, di Jakarta (03/04). Djoko juga menyatakan bahwa teknologi lingkungan yang dihasilkan Badan Litbang PU dengan para tenaga ahlinya sudah ada. “Namun yang sangat disayangkan teknologi itu belum diaplikasikan oleh para pelaksana pembangunan,” ujarnya.

Lingkungan yang sehat sudah barang tentu bisa menghasilkan generasi yang sehat. Perbaikan lingkungan tidak dapat dilakukan secara parsial namun harus komprehensif. Sehingga perlu penanganan yang menempatkan berbagai model Teknologi dan Manajemen Lingkungan (TdmL). Maka tidak heran kDSC_0247arena sanitasi dan air limbah yang kurang baik berdampak kepada timbulnya penyakit seperti diare.

Menghadapi hal ini, Pamekas mengusulkan untuk menyelesaikan masalah ini harus dilakukan penyehatan permukiman. Penyehatan tersebut tidak sekedar sanitasi, tetapi mencakup perbaikan bangunan dan lingkungan rumah maupun perumahan. Juga menyangkut perlindungan sumber sumber air baku untuk air bersih masyarakat dan peningkatan taman kota dan ruang terbuka hijau. Tak kalah penting yaitu peningkatan budaya daur ulang air limbah dan sampah menjadi energy terbarukan. “Hal ini harus dilakukan sinergi dan memanfaatkan IPTEK,” tegas Pamekas saat menyampaikan orasi ilmiahnya yang menjadi Profesor Riset ke 15 di Kementerian PU dan ke-427 se Indonesia.

Hal senada juga disampaikan oleh Djoko Kirmanto. Bahkan dirinya berharap agar program-program pembangunan infrastruktur PU dan Permukiman hendaknya menggunakan pendekatan wilayah dan daya dukung lingkungan. “Saya menyambut baik agar Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT), Integrasi AMDAL kedalam siklus pembangunan Infrastruktur PU dan Manajemen Konstruksi berbasis Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Lingkungan, yang pernah dilakukan dihidupkan kembali,” kata Djoko. Partisipasi masyarakat agar lingkungan terjaga sehat perlu lebih ditingkatkan.

Sehingga, isu lingkungan yang sudah mendunia tidak hanya menjadi icon-icon semata, tetapi bisa diimplementasikan. Pendekatan TdML bisa menjadi masukan bagi penyempurnaan kebijakan nasional pada penyelenggaraan penyehatan kawasan permukiman. Maka, perhatikan lingkungan sejak sekarang.
Pada kesempatan ini disampaikan pula Surat Keputusan Kewenangan Penilaian Angka Kredit Penilaian Jabatan Fungsional Peneliti dan Perekayasa dari LIPI kepada Kementerian PU yang diterima oleh Menteri Pekerjaan Umum. Artinya, sejak saat ini, PU bisa melakukan penilaian atas peneliti dan perekyasa bidang infrastruktur PU.

sumber:litbang.pu.go.id